November 01, 2012

Malaikat di Rumah Kita

Oleh : Ipmawan Aris Tiaw

Setiap detik dalam hidup kita adalah anugerah dari sang maha kuasa. Setiap hembusan nafas kita adalah anugerah dari sang maha pemurah. Setiap rasa dalam hati adalah anugerah dari sang maha cinta. Sungguh sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah SWT. Aku teringat firman Allah dalam kitab-Nya yang mulia "Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua ibu bapaknya, ibunya telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam 2 tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah teampat kembali. (Q.S. Al-Luqman : 14)


Mungkin banyak diantara kita yang sangat bersemangat mencari amalan-amalan dengan harapan mendapat pahala yang besar di sisi-Nya, namun tanpa kita sadari sesungguhnya disisi kita ada ladang pahala yang sangat besar yang dapat menghantarkan kita kedalam surga-Nya. Inilah ladang pahala kita, yakni kedua orang tua kita. Karena merekalah kita ada dan karena cinta merekalah kita dirawatnya. Ingatlah engkau ketika didalam kandungan ibumu, engkau berusia empat bulan, kemudian ditiupkanlah ruh kejasadmu. Kemudian Allah mengambil persaksian; "Alastu birobbikim?" "Bukankah aku ini Tuhanmu?" kemudian kitapun menjawab; "balaa syahidnaa" "ya,kami bersaksi (atas hal itu). Maka kemudian dicatatlah dalam Lauhul Mahfudz tentang empat perkara; hidup dan matinya, rezekinya, jodohnya, dan nasibnya. Hari berganti demi hari, minggu berganti minggu, dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah sang ibu dengan senang hati menanti kehadiran buah hatinya. Hingga tiba saatnya sang janin berusia sekitar 9 bulan 10 hari sang janin siap dilahirkan. Menjelang kelahirannya ke dunia sang bayi bertanya kepada Tuhannya

"wahai Tuhan, para malaikat disini mengatakan bahwa esok Engkau akan mengirimku ke dunia, tapi bagaimana cara saya hidup disana? saya begitu kecil dan lemah." tanya bayi.

Tuhan menjawab "Aku telah memilih malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu."

"tetapi disurga apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi saya" saut sang bayi.

Tuhanpun menjawab; "malaikatmu akan tersenyum dan bernyanyi untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih bahagia"

Bayi kembali bertanya; "dan apa yang dapat saya lakukan ketika saya ingin berbicara denganMu?"

"malaikatmu akan mengajarkanmu bagaimana caramu berdoa kepadaKu" Jawab Tuhan.

Si bayi belum puas dan kembali bertanya; "saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?"

Dengan penuh kesabaran Tuhan menjawab; "malaikatmu akan melindungimu dengan taruhan nyawanya sekalipun."

Si bayipun tetap belum puas dan kembali bertanya; "tetapi saya akan bersedih karena tidak melihatMu lagi?"

Tuhanpun menjawab; "malaikatmu akan memberitahumu tentang aku, dan akan mengajarkanmu bagaimana agar kamu bisa kembali kepadaKu, meskipun sesungguhnya Aku selalu ada disisimu."

Saat itu segera begitu tenangnya sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang bayi dengan suara lirih bertanya; "Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau mamberitahuku siapa nama malaikat dirumahku nanti?"

Tuhanpun menjawab; "kamu dapat memanggil malaikatmu degan nama... IBU.."

Jelaslah sudah bahwa Ibu merupakan malaikat bagi setiap anak-anaknya. Karena kasih sayang dan cintanyalah kita ada. Karena jasanya kita dilahirkan ke dunia. Begitu besar jasa Ibu, sekali hentakan saat melahirkan, untuk membalasnyapun kita tak mampu. Terlalu banyak jasamu Ibu. Dan ingatlah saat masa-masa kecil, masa-masa indah dalam bimbingan, asuhan, dan kasih sayangnya. lalu jujurlah pada diri sendiri, apa balasan kita untuk membahagiakan mereka? apa komitmen kita untuk berbakti?

"Orang tua adalah pintu surga paling tengah, terserah padamu, apakah kau sia-siakan pintu itu, atau memeliharanya." (H.R. Tirmidzi). Dari Hadits tersebut dapat kita ketahui bahwa orang tua kita adalah pintu kita menuju surga-Nya. Terserah kepada kita apakah kita hendak menjaga pintu itu dengan berbakti kepadanya atau malah menyia-nyiakan dengan durhaka kepadanya. Karena pada hakekatnya Ridho Ilahi terletak pada ridho kedua orang tua, dan murka Ilahi ada pada murka orang tua. "Ridholloha fii waa lidain, wa syukhtolahhi fii syukhto waa lidain"

Nuun wal qolami wamaa yasthuruun  


0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com