September 23, 2008

September 11, 2008





IRM Rencanakan Hapuskan Struktur Cabang
Kamis, 28 Agustus 08 - oleh : IRM


Ikatan Remaja Muhammadiyah rencananya akan memotong salah satu strukturnya untuk lebih mengefektifkan program, dan merampingkan struktur yang selama ini dianggap terlalu gemuk.


Demikian disampaikan ketua bidang Pengkaderan Pimpinan Pusat Ikatan Remaja Muhammadiyah Ridho Al Hamdi yang juga sebagai Ketua Tim Materi Muktamar IRM XVI saat ditemui di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Rabu (27/08/2008). Dalam acara Seminar dan Lokakarya Materi Muktamar IRM tersebut, Ridho mengungkapkan, adanya keinginan untuk merampingkan struktur yang sudah ada, akibat selama ini kebijakan yang telah ditelorkan diatas, kurang cepat dan bahkan macet untuk dapat ditangkap dan diterima sampai pada level ranting, ditambah dengan adanya persoalan rangkap jabatan dan juga banyaknya cabang yang tidak aktif. Rencananya materi Muktamar yang sudah di lokakaryakan, akan di pegang sebagai acuan dalam Muktamar ke XVI IRM di Solo.



Kritis Progresif

Sementara itu menurut ketua umum PP IRM Moh. Mudzakkir, lokakarya kali ini diharapkan mampu menjadi ruang dialog baik Pusat maupun perwakilan Provinsi untuk berbicara masalah IPM kedepan yang diharapkan lebih kritis dan progresif. “Saya harap hasil dari lokakarya materi ini, dapat menjadi blueprint untuk IPM masa depan yang telah lolos uji publik sehingga diharapkan dalam uji public ini, akan muncul perdebatan-perdebatan yang akan memunculkan ide-ide segar yang akhirnya dapat membuat IPM lebih kritis dan progresif,” jelasnya.



sekilas info


assalamu'alaikum wr. wb

hello temen -temen ipm banjar negara gimana punya kabar nie?
dah 10 hari puasa dah dapat pa ja ?
mohon doa nya karena ipm kabupaten banjarnegara akan mengadakan kegiatan
diberitahukan kepada semua temen 2 akan ada taruna melati tingkat 1 dan 2 di banjarnegara yuang insya alloh akan dilaksanakan d bulan romadhan ini yang bertempat

tm 1 ( di merden )-
tm2 ( di mertasari )
info terakhir menyebutkan bahwa peserta tm 2 di mertasari berjumlah sekitar 30 orang.kalo untuk yang lain kami masih dalam rencana diskusi.....


info lebih lanjut hub

irmawati apriyani yunita puspita sari( ketua panitia )
irmawati hayu verika (n sekertaris panitia)


September 01, 2008

muslimah yang mendapatkan hasil dari tarbiyah romadhon




hai temen temen semua pa kabarnya nie?
asyik ya dah mulai puasa romadhan lagi pasti banyak kegiatan yang temen temen lakukan.pa saja nie kegiatannya nei? moga ja kegiatan yang bermanfaat
nie ada sedikit cerita yang aku dapatkan dari sebuah mailing list semoga berguna bagi temen temen
kami dari PD IPM kabupaten Banjarnnegarta mengucapkan selamat menunaikan puasa romadhan 1429 H moga dengan puasa ini kita dapat lebih mendekatkan dirikepada alloh






Pagi itu aku sedang duduk antri, menunggu pelayanan dari kantor pelayanan tiket maskapai milik pemerintah di Jalan Daud Beureuh. Nomor antrianku 44, sedangkan pelanggan yang sedang dilayani bernomor antrian 40, yaitu seorang warga asing yang dipandu seorang muslimah yang berjilbab. Nampaknya mereka sedang mengusahakan tiket untuk keperluan tertentu.

Pakaian dari muslimah yang mendampingi ‘bule’ tersebut, sebagaimana pakaian muslimah lain di kota ini, belum mencerminkan pakaian seorang muslimah yang sebenarnya, yaitu menutup aurat di sekujur badan. Masih banyak beberapa aurat yang kelihatan, baik rambut, tangan, kaki, atau lekuk tubuh. Jilbab ‘tanggung’ yang dikenakan seakan hanya berfungsi sebagai syarat formalitas ‘kewajiban berjilbab’ saja sesuai peraturan daerah (qonun) yang ada. Padahal makna jilbab tidak sekedar kain yang menutupi kepala, tetapi pakaian yang menutupi aurat, tidak menonjolkan bagian sensitif, dan merupakan pakaian taqwa. Patut disayangkan, dalam hal berjilbab, muslimah di daerah ini banyak yang belum sepenuhnya memenuhi ketentuan syariat.

Saat aku merenungi kondisi muslimah di daerah ini, tiba-tiba masuk seorang muslimah dengan busana yang berbeda dari kebanyakan. Jilbab jaguar warna coklat tua dengan pon bunga di bagian pinggirnya, selaras dengan rok coklat tua yang dikenakan. Bajunya bermotif coklat muda, memanjang dengan balutan manset di kedua tangannya. Ia juga memakai kaos kaki coklat muda. Nah, muslimah yang memakai busana jilbab model begini, yaitu yang sesuai syariat, jarang sekali kutemui di sini. Kebanyakan yang kutemui adalah model jilbab gaul.

Setelah mengambil nomor antrian, wanita yang saya duga adalah mahasiswi itu, mengambil tempat tidak jauh dari tempat dudukku. Awalnya dia membaca-baca brosur yang ada. Tidak lama kemudian ia mengeluarkan mushaf dari tas coklat mudanya, lalu menekuni dan membaca huruf-hurufnya di balik lensa kata mata minusnya. Sungguh, pemandangan tersebut rasanya baru kulihat di Kota ini. Semestinya aku tidak heran karena di sini diberlakukan syariat Islam, terlebih sekarang adalah bulan Ramadhan. Seharusnya banyak orang baca Qur’an di mana-mana. Tapi realita yang kutemui jarang memenuhi harapan.

Aku mengagumi adik mahasiswi tersebut. Mengisi waktu kosong saat menunggu antrian dengan sibuk membaca Al-Qur’an. Semangatnya itu mengingatkan semangat diriku waktu dulu sedang ghirahnya mengenal dan beramal Islam. Di kantor, di Metromini, dan di manapun selalu ditemani oleh mushaf kecil Al-Qur’an. Tiada hari tanpa Qur’an, begitulah motto yang selalu didengungkan oleh teman-teman di kampus dulu.

***
Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran (QS. 2:185). Pada bulan ini Al-Qur’an benar-benar turun ke bumi (dunia) untuk menjadi pedoman hidup manusia. Dan malaikat Jibril turun untuk memuroja’ah (mendengar dan mengecek) bacaan Al-Quran dari Rasulullah Saw. Maka tidak aneh jika Rasulullah Saw lebih sering membacanya pada bulan Ramadhan. Iman Az-Zuhri pernah berkata: ”Apabila datang Ramadhan maka kegiatan utama kita (selain shiyam) ialah membaca Al-Quran”. Hal ini tentu saja dilakukan dengan tetap memperhatikan tajwid dan esensi dasar diturunkannya Al-Quran untuk ditadabburi, dipahami, dan diamalkan.

Pada bulan ini, hendaknya kita benar-benar berinteraksi dengan Al-Qur’an untuk meraih keberkahan hidup dan meniti jenjang menuju umat yang terbaik dengan petunjuk Al-Qur’an. Rasulullah Saw bersabda: "Sebaik-baiknya kamu orang yang mempelajari Al-Qur’an dan yang mengajarkannya”

Mengetahui bahwa Ramadhan dinisbatkan sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an, aku mengambil kesimpulan bahwa keberhasilan kita dalam menjalankan Ramadhan sebenarnya bisa diukur dengan komitmen kita kepada Al-Qur’an. Jika setelah Ramadhan kita makin dekat dengan Al-Qur’an, dalam arti hidup dalam naungan Al-Qur’an baik secara tilawah (membaca), tadabbur (memahami), hifzh (menghafalkan) , tanfiidzh (mengamalkan) , ta’liim (mengajarkan) dan tahkiim (menjadikannya sebagai pedoman), maka Insya Allah kita telah berhasil menjalani pelatihan di bulan Ramadhan ini. Namun jika tidak menambah komitmen apapun, maka sebenarnya Ramadhan tidak memberikan pengaruh apa-apa kepada kita. Al-hasil, Ramadhan tetap berlalu dari tahun ke tahun, tetapi kita tidak mendapat kemajuan apa-apa kecuali pertambahan umur yang kian mendekati kematian.

Nah, muslimah yang kusaksikan di kantor maskapai tersebut, adalah sedikit gambaran muslimah yang Insya Allah mendapatkan hasil dari tarbiyah Ramadhan, yaitu komitmen terhadap nilai-nilai Al-Quran. Salah satu nilai Al-Qur’an yang harus dipegang (dipatuhi/dikomitme ni) oleh muslimah adalah mengulurkan jilbabnya.

Bagi orang-orang tertentu menjalankan atau berkomitmen kepada nilai-nilai Quran yang pada awalnya adalah asing, memang akan terasa berat. Tetapi di situlah keimanan akan diuji.

Sesungguhnya, nilai Al-Qur’an yang harus kita komitmen kepadanya, cukup banyak dan beragam. Ada yang pangkal (pokok) ada yang cabang. Kita bisa mengukur komitmen kita sendiri sebagai bahan evaluasi apakah kita berhasil atau tidak menjalani tarbiyah Ramadhan ini.

Semoga kita adalah golongan yang berhasil dalam tarbiyah Ramadhan dan menjadikan Al-Quran sebagai referensi utama dalam kehidupan. Amiin

Waallahu’alam bishshawwab.

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com